Jogja – Pendakwah kondang dan Utusan Khusus Presiden, Gus Miftah, menjadi sorotan publik setelah video ceramahnya di Pondok Pesantren di Magelang, Jawa Tengah, viral. Dalam video tersebut, Gus Miftah mengolok-olok seorang penjual es teh, Sunhaji, di depan jamaah. Ucapan yang dianggap merendahkan itu memicu berbagai reaksi, termasuk teguran dari MUI dan Setkab Teddy.
Dalam video, Gus Miftah bertanya kepada Sunhaji, “Es teh kamu masih banyak nggak? Masih? Ya sudah dijual lah *****,” yang diakhiri dengan kata-kata yang dianggap kasar. Reaksi tawa dari jamaah terdengar, namun ekspresi Sunhaji menunjukkan ketidaknyamanan.
Kritik dari MUI dan Setkab Teddy Ketua MUI Bidang Dakwah, KH Cholil Nafis, menegaskan bahwa pendakwah harus menjaga etika, terutama di depan umum. Menurutnya, menghina orang yang mencari rezeki dengan cara halal tidak pantas dilakukan, apalagi saat pengajian. Sekretaris Jenderal MUI, Buya Amirsyah Tambunan, juga memberikan teguran keras agar Gus Miftah lebih berhati-hati dalam bertindak sebagai pejabat publik.
Selain itu, Gus Miftah juga mendapat teguran dari Sekretaris Kabinet, Mayor Teddy, yang mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam berbicara, terutama mengingat posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden.
Permintaan Maaf dan Pertemuan dengan Sunhaji Menanggapi kontroversi tersebut, Gus Miftah langsung menemui Sunhaji untuk meminta maaf. Dalam pertemuannya, Gus Miftah menjelaskan bahwa ucapannya saat itu berniat sebagai guyon, namun disalahpahami. Sunhaji, yang menerima permintaan maaf tersebut dengan baik, menyatakan bahwa dirinya tidak merasa sakit hati dan sudah memaafkan.
Gus Miftah: Pendakwah Unik dengan Pendekatan Santai Gus Miftah dikenal dengan gaya dakwahnya yang santai dan penuh humor. Namun, insiden ini mengingatkan bahwa sebagai pendakwah dan pejabat publik, ia harus lebih berhati-hati dalam menjaga etika dan sensitivitas, terutama di depan umum.
Refleksi dan Harapan Kontroversi ini menjadi pelajaran bagi pendakwah dan pejabat publik untuk menjaga etika dalam bertutur kata. Dengan permintaan maaf yang tulus dan mediasi yang berhasil, diharapkan Gus Miftah bisa menjadi teladan yang lebih baik dalam dakwahnya ke depannya.