GMKI Kalteng Ajak Pemuda Aktif Kawal Supremasi Sipil dan Keadilan Sosial

PALangka Raya – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Wilayah VI Kalimantan Tengah menyerukan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam memperkuat supremasi sipil dan menjaga nilai-nilai demokrasi. Seruan tersebut disampaikan dalam kegiatan refleksi kebangsaan yang digelar sebagai wujud komitmen GMKI terhadap kehidupan berbangsa yang berkeadilan dan berpihak pada rakyat.

Ketua Korwil VI GMKI Kalimantan Tengah, Julio, menegaskan bahwa supremasi sipil bukan sekadar gagasan politik, tetapi prinsip dasar dalam menjaga keseimbangan antara kekuasaan negara dan kedaulatan rakyat.

“Supremasi sipil adalah wujud nyata dari demokrasi yang hidup. Ketika rakyat berani bersuara dan pemerintah mau mendengar, di situlah keadilan sosial bisa tumbuh,” ujar Julio.

Menurutnya, generasi muda dan mahasiswa memiliki peran strategis dalam memastikan kebijakan negara tidak menjauh dari kepentingan rakyat. Ia menilai bahwa supremasi sipil harus menjadi semangat moral bagi kaum muda untuk terus mengawal demokrasi, terutama di tengah tantangan politik dan disinformasi yang kian kompleks.

“Mahasiswa dan pemuda tidak boleh diam. Kita harus hadir sebagai kekuatan moral dan intelektual untuk memastikan demokrasi berjalan di jalur yang benar,” tegasnya.

Dalam konteks Kalimantan Tengah, Julio menilai supremasi sipil sangat relevan untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang transparan, partisipatif, dan akuntabel. Ia menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat lokal dalam proses pembangunan agar hasilnya benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan warga.

“Kalteng membutuhkan model pemerintahan yang terbuka dan partisipatif. Demokrasi bukan hanya urusan pusat, tapi juga tanggung jawab kita di daerah,” ujarnya.

GMKI juga mengingatkan pentingnya literasi politik di kalangan generasi muda agar tidak mudah terjebak dalam polarisasi dan manipulasi informasi di media sosial. Julio menegaskan bahwa idealisme dan keberanian moral harus tetap menjadi pegangan utama mahasiswa dalam menghadapi dinamika kebangsaan.

Menutup kegiatan refleksi tersebut, Julio menyampaikan bahwa masa depan demokrasi Indonesia sangat bergantung pada kesadaran generasi mudanya.

“Kalau pemuda berhenti peduli, demokrasi akan kehilangan arah. Karena itu, mari kita terus menjaga semangat kritis, memperjuangkan kebenaran, dan menegakkan supremasi sipil demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya.

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *